ABTRAKSI
Karena semakin banyaknya minat perusahaan dalam
menggunakan jasa periklanan
dalam memasarkan produknya, oleh karena itu iklan juga harus mempunyai berbagai
macam variasi
berhati-hati dalam memasarkan
produk yang di iklankannya. Baik itu iklan di dalam media cetak ataupun media
lainnya.dan Agar lebih menjaga kreatifitas tanpa menanggalkan etika dan
estetika apabila membuat iklan baru dan tidak merugikan pihak manapun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Iklan merupakan suatu sarana yang paling sering digunakan
oleh hampir semua perusahaan baik itu perusahaan barang ataupun jasa, juga oleh
lembaga-lembaga sosial. Iklan sendiri merupakan suatu investasi ekonomis, dan
bagi kebanyakan perusahaan dan organisasi non profit, iklan merupakan sebuah
investasi yang di anggap sangat menguntungkan.
Karena semakin banyaknya minat perusahaan dalam
menggunakan jasa iklan, oleh karena itu iklan juga harus mempunyai berbagai
macam variasi dalam memasarkan produk yang di iklankannya. Baik itu iklan di
dalam media cetak ataupun media lainnya.
Tidak lepas dari hal tersebut, perusahaan iklan haruslah
memiliki etika dan estetika dalam periklanan, hal tersebut penting dilakukan
agar tidak menyinggung produk lain yang serupa. Bukan hanya untuk mengutamakan
kualitas iklannya saja.
1.2
Rumusan Masalah
Kualitas iklan janganlah dijadikan hal utama yang harus
diperhatikan, tetapi masih banyak hal lain yang harus diperhatikan oleh para
pengusaha periklanan :
1. Apakah
pengusaha periklanan sudah menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya.
1.3 Batasan
Masalah
Dalam penulisan kali ini penulis membatasi masalah pada
produk yang di iklankannya, yaitu : kartu telepon seluler.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Iklan
Iklan ialah promosi barang, jasa perusahaan dan ide yang
harus dibayar oleh sebuah sponsor. Iklan merupakan suatu investasi ekonomis,
dan bagi kebanyakan perusahaan dan organisasi non profit, iklan merupakan
sebuah investasi yang di anggap sangat menguntungkan.
2.2 Pengertian Estetika
Estetika
merupakan gabungan dari ilmu pengetahuan dan filsafat. Kata estetika dikutip
dari bahasa Yunani aisthetikos atau aishtanomai yang berarti mengamati
dengan indera (Lexion Webster Dic: 1977:18). Pengertian tersebut juga berkaitan
dengan istilah Yunani aestheis yang
berarti pengamatan.
Dalam
hal ini, Feldman melihat estetika sebagai ilmu pengetahuan pengamatan atau ilmu
pengetahuan inderawi, mengacu pada kesan-kesan inderawi. Demikian juga dengan
J. Addison, memadankan estetika dengan teori cita rasa.
Estetika sebagai ilmu pengetahuan
berdasarkan pada kegiatan dari pengamatan yang
dilakukan dengan menggunakan panca indera, yaitu (1) mata sebagai indera
penglihatan, (2) hidung sebagai indera penciuman, (3) telinga sebagai indera
pendengaran, (4) lidah sebagai indera pengecap, dan (5) kulit sebagai indera
peraba. Sebagai contoh, dalam mengamati suatu karya seni, kita menggunakan kelima
indera tersebut untuk mendapatkan kesan yang ditimbulkan dari karya seni yang
diamati, baik itu kesan warna, ruang, tekstur, dan sebagainya. Setelah kita
mendapatkan kesan dari karya seni yang kita amati, maka kita dapat merasakan
unsur keindahan yang terdapat pada karya seni tersebut. Keindahan bersifat
relatif bergantung pada selera atau cita rasa masing-masing individu. Selera
atau cita rasa (Inggris: taste) yang
dimaksud adalah kecenderungan menyukai sesuatu atau hal-hal yang pernah
dialami.
2.3 Sekilas Tentang Kartu Telepon Seluler
GSM ponsel memerlukan microchip
kecil yang disebut Subscriber Identity Module atau SIM Card, berfungsi. Kartu SIM adalah sekitar ukuran
perangko kecil dan biasanya ditempatkan di bawah baterai di belakang unit. SIM
aman menyimpan kunci layanan pelanggan (IMSI) yang digunakan untuk
mengidentifikasi pelanggan pada perangkat telepon selular (seperti ponsel dan
komputer). Kartu SIM memungkinkan pengguna untuk mengubah telepon dengan hanya
mengeluarkan kartu SIM dari satu ponsel dan memasukkan ke lain ponsel atau
perangkat broadband telepon.
Kartu SIM berisi nomor urut yang unik, nomor internasional yang unik dari pengguna mobile (IMSI), otentikasi keamanan dan informasi Penyandian, informasi sementara terkait dengan jaringan lokal, daftar layanan pengguna memiliki akses ke dan dua password (PIN untuk biasa digunakan dan PUK untuk unlocking).
Kartu SIM berisi nomor urut yang unik, nomor internasional yang unik dari pengguna mobile (IMSI), otentikasi keamanan dan informasi Penyandian, informasi sementara terkait dengan jaringan lokal, daftar layanan pengguna memiliki akses ke dan dua password (PIN untuk biasa digunakan dan PUK untuk unlocking).
2.4
Manfaat
Telepon Seluler
Telepon selular (ponsel) atau telepon genggam
(telgam) atau ''handphone'' (HP) atau disebut pula adalah perangkat
telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan
telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel,
''mobile'') dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan
kabel (nirkabel; ''wireless''). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan
telepon nirkabel yaitu sistem GSM (''Global System for Mobile Telecommunications'')
dan sistem CDMA (''Code Division Multiple Access'').
Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
2.5
Pengertian Etika
Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara
hingga pergaulan hidup tingkatinternasional di
perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi salingmenghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun,
tata krama, protokoler dan lain-lain.Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga
kepentingan masing-masingyang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram,
terlindung tanpa merugikankepentingannya
serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuaidengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak
bertentangan dengan hak-hak asasiumumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya
etika di masyarakatkita.Menurut para ahli maka etika tidak lain adalah aturan
prilaku, adat kebiasaanmanusia dalam pergaulan antara sesamanya dan
menegaskan mana yang benar dan mana
yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal darikata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah danukuran-ukuran
bagi tingkah laku manusia yang baik,
Dalam pergaulan hidup
bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional di
perlukan suatu system yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul.
Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan
sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman
pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar
mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta
terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan
yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah
yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat kita. Menurut
para ahli maka etika tidak lain adalah aturan prilaku, adat kebiasaan
manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan
mana yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata
Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran
bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli
berikut ini : – Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan
manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. – Drs. Sidi
Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal. – Drs. H. Burhanudin Salam : etika
adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang
menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat
mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi
bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu
berarti etika
membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam
menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kitauntuk mengambil
keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita
pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi
kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari
bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan
(custom). Etika
biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari
bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga
adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik
(kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan
moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari
terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang
dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang
berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu:
Susila
(Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila)
yang lebih baik (su). Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika
berarti ilmu akhlak.
TUJUAN MEMPELAJARI ETIKA
Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai
penilaian baik dan buruk bagi semua manusia dalam ruang dan waktu tertentu.
PENGERTIAN BAIK
Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan
rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik
bila ia dihargai secara positif)
PENGERTIAN BURUK
Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti
perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma masyarakat yang berlaku
CARA PENILAIAN BAIK DAN BURUK
Menurut Ajaran Agama, Adat Kebiasaan, Kebahagiaan,
Bisikan Hati (Intuisi), Evolusi, Utilitarisme, Paham Eudaemonisme, Aliran
Pragmatisme, Aliran Positivisme, Aliran Naturalisme, Aliran Vitalisme, Aliran
Idealisme, Aliran Eksistensialisme, Aliran Marxisme, Aliran Komunism.
PENGERTIAN PROFESI
Belum ada kata sepakat mengenai pengertian profesi
karena tidak ada standar pekerjaan/tugas yang bagaimanakah yang bisa dikatakan
sebagai profesi. Ada yang mengatakan bahwa profesi adalah “jabatan seseorang
walau profesi tersebut tidak bersifat komersial”. Secara tradisional ada
4 profesi yang sudah dikenal yaitu kedokteran, hukum, pendidikan, dan
kependetaan.
PROFESIONALISME
Biasanya dipahami sebagai suatu kualitas yang wajib
dipunyai oleh setiap eksekutif yang baik. Ciri-ciri profesionalisme:
- Punya ketrampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan bidang tadi
- Punya ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan peka di dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan terbaik atas dasar kepekaan
- Punya sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
- Punya sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek
Penelitian
Objek yang
digunakan dalam penulisan ini adalah produk kartu telepon seluler.
3.2 Metode
Pengumpulan Data
Metode
yang digunakan dalam pengumpulan data pada penulisan ini adalah:
1. Data
Primer
a.
Observasi langsung.
2. Data
Sekunder
Dilakukan dengan mencari data yang diperlukan dari
media-media internet.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Etika
Tingginya minat para pengguna jasa periklanan membuat
usaha ini berkembang pesat di berbagai daerah, salah satunya disebabkan oleh
banyaknya produk-produk yang ingin bersaing dengan produk yang sejenis dalam
memasarkan produk yang dibuatnya. Para perusahaan dalam memilih perusahaan iklan yang akan digunakannya
biasanya melihat dari harga yang terjangkau dan ide dalam pengiklanannya juga sangat
kreatif. Para penyewa jasa periklanan menyadari bahwa apa yang mereka dapat
akan sesuai dengan harga.
Hal tersebut membuat para pelaku usaha periklanan
menyesuaikan diri dengan perusahaan yang ingin menggunakan jasanya. Dengan
banyaknya pesaing iklan yang lain para perusahaan periklanan menjaga kualitas
dan etika dalam iklan yang akan dibuatnya. Karena hal tersebut akan berpengaruh
terhadap resiko penjualan barang yang di iklankan. Bahkan tidak menutup
kemungkinan perusahaan yang ingin memasarkan produk beralih menggunakan jasa
periklanan perusahaan yang lain.
Dengan demikian etika bisnis yang ada sudah dijalankan oleh
para pelaku usaha penyewaan lapangan futsal dengan benar.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Bahwasanya pelaku bisnis telah melakukan etika dan
estetika pada iklan produk kartu selulernya.
5.2 Saran
Agar menjaga kreatifitas tanpa menanggalkan etika dan
estetika apabila membuat iklan baru dan tidak merugikan pihak manapun.
DAFTAR PUSTAKA