Sabtu, 20 April 2013

Proposal Penelitian



Definisi Proposal

 Proposal adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk suatu kegiatan yang bersifat formal. Proposal adalah suatu usulan kegiatan perlu dukungan atau persetujuan pihak lain. Proposal adalah suatu bentuk rancangan kegiatan yang dibuat dalam bentuk formal dan standar. Untuk memudahkan pengertian proposal yang dimaksud dalam tulisan ini, kita dapat membandingkannya dengan istilah “Proposal Penelitian” dalam dunia ilmiah (pendidikan) yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi). Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian. Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan dll.

Jenis - Jenis Proposal

Proposal Penelitian dibagi 4 yaitu :


1. Proposal Penelitian Pengembangan

Kegiatan yang menghasilkan rancangan atau produk yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah-masalah aktual. Dalam hal ini, kegiatan pengembangan ditekankan pada pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan penelitian untuk memecahkan masalah. Skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil kerja pengembangan menuntut format dan sistematika yang berbeda dengan skripsi, tesis, dan disertasi yang ditulis berdasarkan hasil penelitian, karena karakteristik kegiatan pengembangan dan kegiatan penelitian tersebut berbeda. Kegiatan penelitian pada dasarnya berupaya mencari jawaban terhadap suatu permasalahan, sedangkan kegiatan pengembangan berupaya menerapkan temuan atau teori untuk memecahkan suatu permasalahan.

2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka

Telaah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Telaah pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru dan atau untuk keperluan baru. Dalam hal ini bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.

3. Proposal Penelitian Kualitatif

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistik-kontekstual melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Ciri-ciri penelitian kualitatif mewarnai sifat dan bentuk laporannya. Oleh karena itu, laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri naturalistik yang penuh keotentikan.

4. Proposal Penelitian Kuantitatif

Suatu penelitian yang pada dasarnya menggunakan pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahan-pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di lapangan.

Garis Besar Proposal Penelitian

A. JUDUL PENELITIAN
B. PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Batasan Masalah
C. TINJAUAN PUSTAKA
D. PERUMUSAN HIPOTESA
E. METODOLOGI PENELITIAN
F. RENCANA BIAYA PENELITIAN
G. JADWAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN
LATAR BELAKANG
Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya merasa bangga akan kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini,banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang mempunyai kelebihan yang tidak di dapatkan di Negara-negara lain,contohnya kota Yogyakarta.
Dilihat dari segi pariwisata,kota Yogyakarta merupakat kota yang sangat menjujung tinggi budaya dan nilai-nilai moralnya,oleh karena itu kota ini sangat-sangatlah menarik perhatian para turis local maupun turis  mancanegara.
Bukan hanya itu,SDM di kota ini juga sangat berkualitas yang dapat mempengaruhi pendapatan daerah yang signifikan. Pemerintah kota dan seluruh elemen masyarakat bukan hanya penduduk asli Yogyakarta, pantas berusaha keras demi terwujudnya cita-cita tersebut.

MASALAH DAN TUJUAN
1. Bagaimanakah peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta?
2. Bagaimanakah model yang efektif bagi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di KotaYogyakarta?

KERANGKA PEMIKIRAN
Menurut penelitian yang telah saya amati dari ke tiga jurnal diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.         Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata

Dilihat dari karakter penduduk dan kondisi masyarakat, Prawirotaman dan tamansari memiliki perbedaan yang unik, Prawirotaman adalah kampung internasional dimana para turis mancanegara biasanya tertarik untuk menginap di hotel-hotel di kampung Prawirotaman.Disini, tersedia hotel-hotel kelas melati yang menyediakan fasilitas lengkap standar internasional; money changer, kafe, artshop.Hotel-hotel dan sarana penunjang wisata lainnya dimiliki oleh para pemodal dari luar Prawirotaman.

Selain itu, para pekerja yang ada di ‘kampung internasional’ tersebut pada umumnya bukan penduduk lokal .mereka adalah para profesional di bidangnya masing-masing yang direkrut secara professional pula.Hal ini mengakibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata sangat rendah, bahkan msyarakat terkesan acuh tak acuh.Bila ditelusuri lebih dalam, terdapat kesenjangan kesejahteraan masyarakat yang sangat mencolok.Dikampung Prawirotaman bagian dalam, tempat tinggal masyarakat terkesan kumuh, saling berhimpitan, dan kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak pemuda menganggur , tidak mempunyai life skill yang memadai, apalagi dalam bidang pariwisata. Pemandangan ini sangat kontras dengan hotel-hotel dan fasilitas penunjang wisata lainnya yang ramai dikunjungi para wisatawan mancanegara.

2.         Responden dalam penelitian ini adalah warga masyarakat disekitar code yang tergabung dalam     paguyuban yang dikelola oleh studi centre yogyakarta yang berjumlah 33 orang.

Berdasarkan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu tentang usia, tingkat pendidikan, pengalaman mendasar, minat untuk mengikuti pelatihan, frekuensi tatap muka yang diinginkan untuk mengikuti pelatihan, waktu yang diminati untuk mengikuti pelatihan, ketahanan mengikuti pelatihan dan kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan saat ini bagi warga masyarakat di sekitar code yang tergabung dalam paguyuban.

3.         Materi Ajar Bahasa Inggris di SMA Kota Yogyakarta

Ada enam dimensi temuan penelitian: (1) kurikulum yang berlaku, (2) tujuan pembelajaran, (3) model silabus, (4) jenis dan fungsi materi pembelajaran dalam kegiatan belajar dan mengajar, (5) peran guru dan siswa dalam KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar), dan (6) relevansi materi pembelajaran dan evaluasinya dengan kebutuhan daerah (Richards, 2001: 247) berikut adalah penjelasan masing-masing dimensi

TEORI
Pengertian Pariwisata
            Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan Bab I Pasal 1 ; dinyatakan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata

Jadi pengertian wisata itu mengandung unsur yaitu : (1) Kegiatan perjalanan; (2) Dilakukan secara sukarela; (3) Bersifat sementara; (4) Perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata.

Sedangkan pengertian objek dan daya tarik wisata menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 yaitu yang menjadi sasaran perjalanan wisata yang meliputi :
1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud keadaan alam serta flora dan fauna, seperti : pemandangan alam, panorama indah, hutan rimba dengan tumbuhan hutan tropis, serta binatang-binatang langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro (pertanian), wisata tirta (air), wisata petualangan, taman rekreasi, dan tempat hiburan.


3. Sasaran wisata minat khusus, seperti : berburu, mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat ziarah dan lain-lain.

Kemudian pada angka 4 di dalam Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 dijelaskan pula bahwa Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Dengan demikian pariwisata meliputi :

1. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

2. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata, seperti : Kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah ( candi, makam), museum, waduk, pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat, dan yang bersifat alamiah : keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai dan sebagainya.

3. Pengusahaan jasa dan sarana pariwisata, yakni :

a. Usaha jasa pariwisata (biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi, perjalanan
     insentif dan pameran, impresariat, konsultan pariwisata, informasi pariwisata);
b. Usaha sarana pariwisata yang terdiri dari : akomodasi, rumah makan, bar, angkutan wisata dan sebagainya;
c. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan penyelenggaraan pariwisata.

Pariwisata menurut Robert McIntosh bersama Shaskinant Gupta dalam Oka A.Yoeti (1992:8) adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan serta para pengunjung lainnya.

Menurut Richard Sihite dalam Marpaung dan Bahar ( 2000:46-47) menjelaskan definisi pariwisata sebagai berikut : Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan orang untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain meninggalkan tempatnya semula, dengan suatu perencanaan dan dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati kegiatan pertamsyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

Menurut definisi yang lebih luas yang dikemukakan oleh H.Kodhyat (1983:4) adalah sebagai berikut : Pariwisata adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam dan ilmu. Sedangkan menurut pendapat dari James J.Spillane (1982:20) mengemukakan bahwa pariwisata adalah kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.

Menurut Salah Wahab (1975:55) mengemukakan definisi pariwisata yaitu pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya, sebagai sektor yang komplek, pariwisata juga merealisasi industri-industri klasik seperti industri kerajinan tangan dan cinderamata, penginapan dan transportasi.



Sedangkan pengertian Kepariwisataan menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 pada bab I pasal 1, bahwa Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Artinya semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan, pariwisata baik yang dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta dan masyarakat disebut Kepariwisataan.

Nyoman S. Pendit (2003:33) menjelaskan tentang kepariwisataan sebagai berkut :

Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan langsung terhadap kemajuan kemajuan pembangunan atau perbaikan pelabuhan pelabuhan (laut atau udara), jalan-jalan raya, pengangkutan setempat,program program kebersihan atau kesehatan, pilot proyek sasana budaya dan kelestarian lingkungan dan sebagainya. Yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan daerah wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan pengunjung dari luar. Kepariwisataan juga dapat memberikan dorongan dan sumbangan terhadap pelaksanaan pembangunan proyek-proyek berbagai sektor bagi negara-negara yang telah berkembang atau maju ekonominya, dimana pada gilirannya industri pariwisata merupakan suatu kenyataan ditengah-tengah industri lainnya.

PENELITIAN TERDAHULU
1.         Pengarang       :           Isnaini Muallisin, SIP
            Kesimpulan Sementara
Peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata di kota Yogyakarta
- Ditingkat kebijakan, sudah ada upaya dari para stake holders untuk sedapat mungkin melibatkan masyarakat  dalam pengembangan masyarakat. Namun, perencanaan dan pengembangan tersebut masih bersifat praktis-teknis dengan memberikan insentif kepada pelaku budaya dan belum pada pengembangan konsep yang komprehensif untuk mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat.
- Sementara peran serta masyarakat sendiri berdasarkan temuan untuk kasus di Tamansari sudah ada inisiatif dari beberapa orang dan belum menjadi kekuatan komunitas yang terorganisir dengan baik.

2.         Pengarang       :           Prapti Karomah, Marwati dan Kapti Asiatun            

Kesimpulan Sementara

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. hampir semua responden masyarakat tertarik dan siap (90.91%) bila akan diselenggarakan pelatihan dengan memanfaatkan limbah industri sebagai cinderamata,
2. kelompok umur warga masyarakat code yang berminat untuk mengikuti pelatihan relative masih potensial karena berusia di bawah 40 tahun,
3. jenis pelatihan yang diminati berdasarkan contoh yang diberikan mereka tidak menentukan karena bagi mereka merupakan barang baru,
4. prospek ketahanan mengikuti latihan bagus, dimana dari 33 responden sebanyak 30 orang (90.91%) menyatakan bersedia berlatih tidak hanya di tempat pelatihan, tetapi juga di rumah.

3.         Pengarang       :           Dra.Hermayati,S.Pd,M.Pd.



Kesimpulan Sementara

Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, semua SMA (lokasi penelitian) Kota Yogyakarta telah memberlakukan Kurikulim 2004 (KBK), meskipun belum semua guru menerapkan secara murni dan konsekuen, yang disusun berdasarkan rambu-rambu KBK. Hampir semua guru memanfaatkan sumber yang sama, yaitu : 'Headlight' dan 'Liked to the World'.
Kedua ,tujuan pembelajaran bahasa Inggris di SMA adalah agar siswa mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris secara ri'il, alami, sesuai dengan kehihupan sehari-hari. Kemampuan Bahasa Inggris tersebut nampak pada kemampuan mereka dalam berpendapat, baik secara lisan maupun tertlis.
Ketiga, model silabus yang digunakan di SMA Kota Yogyakarta adalah silabus berbasis kompetensi (Competency-based Syllabus), bukan lagi silabus tematik pada kurikulum 1994 yang lal. Materi pembahasan bukan ditekankan pembahasan bukan ditekankan pada pengembangan tema, melainkan pada penguasaan kompetensi berbahasa, baik secara integrative maupun terpisah. Pembangun unsur berbahasa yaitu:struktur, kosakata, lafal,dan ejaan menyatu ke dalam ketrampilan berbahasa yang sedang dikembangkan.
Keempat, jenis materi pembelajaran yang digunakan berupa (a.) tugas/tagihan, baik yang diambil dari buku teks maupun dari media massa (handouts) dan (b.) alam/benda-benda disekitar. Fungsi materi ajar tersebut adalah sebagai sarana penunjang untuk memperoleh pengalaman belajaran.
Kelima, peran guru adalah sebagai faslitator pembelajaran, menyampaikan tugas, memotifasi, mengontrol kegiatan, dan mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa. Sedangkan peran siswa adalah melaksanakan semua tugas yang dibebankan guru termasuk mencari materi pembelajaran sebagaiman adilakukan oleh tiga orang guru,( Guru W, aguru Ch, dan Guru N) dilokasi yang berbeda.
Keenam, hanya ada satu orang guru yang secara sadar mengembangkan menyang kut kedua aspek kebutuhan Kota. Tujuannya adalah demi memperkenaklan budaya jawa dan objek/kawasan wisatanya melalui siswa yang mayoritas berasal dari luar Yogyakarta. Prosedurnya adalah: (a) mengajak siswa untuk memperoleh materi mereka sediri melalui majalah, surat kabar, dan internet, (b) menugaskan siswa menuliskan laporan singkat tentang materi yang diperoleh ,dan (c) melaporkan hasilnya dalam suatu presentasi di depan kelas. Evaluasi pembelajaranya dilakukan dengan cara mengamati proses dan hasil pembelajaran, yang dapat dilakukan baik secara individu maupum kelompok.
Dari keenam dimensi diatas, hanya ada lima dimensi yang nyata-nyata telah dilakukan oleh semua guru, dan relative sesuai dengan konsep KBK, namun demikian, dimensi keenam yaitu relevansi materi ajar dengan kebutuhan Kota Yogyakarta dalam kedudukan sebagai 'Kota Budaya' dan kota Pariwisata hanya (secara sengaja) dilakukan oleh seorang guru. Dengan kata lain, materi pembelajaran bahasa inggris SMA belum relevan dengan pelestarisan budaya dan pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta.

HIPOTESIS
Dari analisis ketiga jurnal diatas dan dari hasil kesimpulan ketiga peneliti tersebut dapat disimpulkan bahwa ketiga analisis tersebut menggunakan metode pendekatan kualitatif

METODOLOGI
1.         Pengarang       :           Isnaini Muallisin, SIP


Metodologi Penelitian
1. Community- Bassed Tourism (CBT)

Adapun definisi CBT adalah pariwisata yang menyadari kelangsungan budaya, sosial, dan lingkungan. Bentuk pariwisata ini dikelola dan dimiliki oleh masyarakat untuk masyarakat, guna membantu para wisatawan untuk meningkatkan kesadaran mereka dan belajar tentang masyarakat dan tata cara hidup masyarakat lokal (local way of life). Dengan demikan, CBT sangat berbeda dengan pariwisata massa (mass tourism). CBT merupakan model pengembangan pariwisata yang berasumsi bahwa pariwisata harus berangkat dari kesadaran nilai-nilai kebutuhan masyarakat sebagai upaya membangun pariwisata yang lebih bermanfaat bagi kebutuhan, inisiatif dan peluang masyarakat lokal (Pinel: 277) CBT bukanlah bisnis wisata yang bertujuan untuk memaksimalkan profil bagi para investor.
CBT lebih terkait dengan dampak pariwisata bagi masyarakat dan sumber daya lingkungan (environmental resources).CBT lahir dari strategi pengembangan masyarakat dengan menggunakan pariwisata sebagai alat untuk memperkuat kemampuan organisasi masyarakat rural/lokal.

Konsep CBT mempunyai prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai tool of community development bagi masyarakat lokal, yakni:

- Mengakui, mendukung dan mempromosikan pariwisata yang dimiliki masyarakat,
- Melibatkan anggota masyarakat sejak awal pada setiap aspek,
- Mempromosikan kebanggaan masyarakat,
- Meningkatkan kualitas hidup,
- Menjamin sustanbilitas lingkungan,
- Memelihara karakter dan budaya lokal yang unik,
- Membantu mengembangkan cross-cultural learning,
- Menghormati perbedaan-perbedaan kultural dan kehormatan manusia,
- Mendistribusikan keuntungan secara adil di antara anggota masyarakat,
- Menyumbang prosentase yang ditentukan bagi income proyek masyarakat.

2. Model Pengembangan CBT

Buku, riset, dan survey tentang pelibatan masyarakat dalam pariwisata atau community-bassed tourism telah banyak dilakukan. Ketertarikan terhadap partisipasi masyarakat dalam dunia pariwisata tampaknya berakar di Amerika awal 1970-an. Gunn (1972: 66) mengkampanyekan penggunaan forum bersama yang dihadiri oleh pemimpin masyarakat, konstituen, perancanag pariwisata yang diharapkan. Gunn berpendapat bahwa keuntungan dari community approach yang diadvokasikannya dapat bermanfaat bagi penduduk dan para pengunjung.

Model pendekatan masyarakat (community approach) menjadi standar baku bagi proses pengembangan pariwisata di daerah pinggiran, dimana melibatkan masyarakat didalamnya adalah faktor yang sangat penting bagi kesuksessan produk wisata. D'amore memberikan guidelines model bagi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat, yakni;

- Mengidentifikasi prioritas pembangunan yang dilakukan penduduk lokal (resident)
- Mempromosikan dan mendorong penduduk lokal
- Pelibatan penduduk lokal dalam industri
- Investasi modal lokal atau wirausaha sangat dibutuhkan
- Partisipasi penduduk dalam event-event dan kegiatan yang luas
- Produk wisata untuk menggambarkan identitas lokal
- Mengatasi problem-problem yang muncul sebelum pengembangan yang lebih jauh

Supaya pelaksanaan CBT dapat berhasil dengan baik, ada elemen-elemen CBT yang musti diperhatikan, yakni:

- Sumberdaya alam dan budaya,
- Organisasi-organisasi masyarakat,
- Manajemen,
- Pembelajaran (Learning).



2.         Pengarang       :           Prapti Karomah, Marwati dan Kapti Asiatun

Metodologi Penelitian
A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada masyarakat sekitar lembah Code, sedang pelaksanaan penelitian dikakukan di sanggar belajar yang berada di Yogya Studi Center Kotabaru Yogyakarta. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah dengan pertimbangan bahwa :

1) Masyarakat sekitar lembah sungai code dikategorikan dalam kelompok masyarakat miskin dan belum memiliki pekerjaan tetap,
2) Saat ini ada paguyuban yang memudahkan pencarian data dalam penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan antara 4-5 bulan, bulan Agustus sampai Desember 2005.

B. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif, yakni menghimpun fakta atau data yang dapat mengungkap keadaan yang ada dan dialami oleh subyek penelitian.

C. Populasi dan sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga di sekitar sungai code Yogyakarta yang tergolong warga miskin untuk menentukan sampel dengan tujuan dapat mewakili populasi secara representative digunakan teknik purposive random sampling, dengan criteria; sebagai anggota sebagai berikut : (1) anggota paguyuban, (2) belum mempunyai pekerjaan tetap (3) usia 13-40 tahun, berminat untuk diberi pelatihan, sanggup mengembangkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah diberikan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan:

1. Metode Pengamatan (observasi)

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang kondisi fisik dan geografis daerah penelitian yang termasuk wilayah sekitar code.

2. Metode wawancara

Dalam penelitian menggunakan wawancara bebas terpimpin yang berarti menggunakan pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu, tetapi daftar pertanyaan tersebut tidak mengikat jalannya wawancara.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrument utama adalah peneliti sendiri.Dalam hal ini kedudukan peneliti sekaligus sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penafsir data dan pelapor hasil penelitian.

F. Validitas Instrumen

Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan:

Trianggulasi data yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Desa ini (1978; dalam Berg,1989: Moleong, 2000) membedakan empat macam trianggulasi, yaitu dengan sumber, metode, penyidik dan teori. Adapun yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah trianggulasi dengan menggunakan sumber dan metode.

Untuk mengetahui validitas instrument dalam penelitian ini digunakan pendapat ahli (expert judgment). Expert yang dipilih adalah pimpinan paguyuban, Pembina Joga Studi centre dan ketua kelompok paguyuban. Menurut Expert pedoman wawancara dikatakan valid untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini.

3.         Pengarang       :           Dra.Hermayati,S.Pd,M.Pd.

Metodologi Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA 7, 8, 11, BOPKRI 1, dan SMA STECE 1 Yogyakarta. Adapun waktu penelitiannya adalah pada bulan September hingga akhir November 2005.

B. Populasi dan Sample

Penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi dan sample, namun objel dan subjek penelitian. Objek penelitian ini adalah materi ajar bahasa Inggris, sedangkan sejumlah dua belas orang guru bahasa Inggris adalah narasumber (key informants)-nya.

C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan multiple-sites case study (studi kasus multi-situs). Berdasarkan batasan beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa studi kasus memiliki empat ciri utama, yaitu: (1) sasaran studinya berupa manusia, peristiwa, latar, system, peran, atau dokumen, (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar dan konteksnya dan bertujuan untuk memahami berbagai kaitan yang ada diantara variable-variabelnya, (3) kajiannya menyangkut masa lalu dan keadaan sekarang dari sasaran penelitian, dan (4) datanya didapat dari semua sumber yang dapat digali (Bogdan dan Biklen, 1992: 58; Cohen dan Manion dalam Arid an Sunyoto, 1997: 4; Yin, 1987: 23). Kelima SMA dalam penelitian ini adalah multi-situs kajian.

D. Variabel dan Instrumen Penelitian

Variabel penelitian ini adalah: (1) materi pembelajaran bahasa Inggris (yang sinergis dengan: kurikulum yang berlaku, tujuan pembelajaran, model silabus, jenis dan fungsi materi dalam kegiatan pembelajaran, peranan guru, dan siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan relevansi materi pembelajaran dan evaluasinya dengan kebutuhan Kota Yogyakarta), (2) usaha guru dalam mengembangkan materi, (3) kesepakatan guru untuk merelevansikan materi ajar dan evaluasinya dengan pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata Kota Yogyakarta.
Instrumen penelitian ini adalah: (1) peneliti, berfungsi sebagai alat pengumpul data, (2) observasi, yang dilakukan langsung terhadap materi yang digunakan oleh masing-masing guru bahasa Inggris pada masing-masing sekolah, (3) dokumentasi berupa kurikulum dan silabusnya, scenario pembelajaran, dan buku teks yang dipakai, dan (4) wawancara mendalam (in-depth interview), antara peneliti dan nara sumber.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan: (1) mengumpulkan hasil pengamatan, (2) mengumpulkan dokumen berupa silabus, scenario pembelajaran (RP/SP), daftar tugas, dan buku teks yang digunakan, dan (3) mengumpulkan hasil wawancara mendalam dengan para guru untuk mendapatkan kejelasan mengenai jenis dan fungsi materi pembelajaran yang digunakan di SMA.


Tips Melakukan Olahraga Indoor



Bagi kalangan anak remaja terutama pria yang menyukai hobby bermain futsal ataupun yang lainnya,bermain di dalam ruangan (indoor) merupakan pilihan utama dalam menentukan tempat bermain.karena dengan melakukan olahraga di dalam ruangan dapat memberi harapan kulit tidak terkena sinar matahari langsung,selain itu juga melakukan aktifitas di dalam ruangan memang terpaksa akibat cuaca yang tidak bersahabat
Walaupun olahraga indoor memberikan kenyamanan seperti sejuknya AC, tidak terkena sinar matahari, ditambah hiburan televisi maupun musik. Berolahraga di dalam ruangan bukan berarti Anda tidak menjaga kesehatan kulit. Berikut ini beberapa tip cantik yang bisa Anda ikuti untuk tetap menjaga kesehatan kulit selama berolahraga di dalam ruangan:
·         Hindari pemakaian makeup, karena saat melakukan olahraga indoor makeup yang Anda gunakan dapat menimbulkan jerawat. Hal ini dikarenakan pori-pori kulit yang menyumbat, baik pada wajah ataupun bagian kulit lainnya.
·         Gunakanlah pakaian yang tidak terlalu ketat, karena akan memberikan dampak yang buruk untuk kesehatan. Selain itu, dengan menggunakan pakaian sedikit longgar, Anda dapat bebas melakukan berbagai gerakan.
·         Agar tetap rileks saat melakukan olahraga indoor, Anda dapat menikmati alunan musik di ruangan sambil melakukan gerakan olahraga. Pilihlah lagu yang dapat meningkatkan mood.
·         Gunakan lotion dan pelembab bibir, karena ruangan ber AC dapat menyebabkan kulit kering. Dengan menggunakan lotion kulit Anda akan tetap lembab dan kencang.
·         Gunakan wangi-wangian agar saat berkeringat tubuh Anda tidak menimbulkan bau badan, selain itu dengan aroma tersebut, olahraga akan menjadi semakin bersemangat. Pilihlah wewangian bearoma lembut dan tidak menyengat.
·         Setelah melakukan olahraga indoor bersihkanlah seluruh badan Anda, agar kulit tetap terawat dan terjaga kelembabannya.

Sumber                                : http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=2381_Tip-Cantik-Melakukan-Olahraga-Indoor



Manfaat Buah Pepaya



Buah pepaya yang sudah dikenal lama di kalangan masyarakat saat ini masih belum banyak diketahui manfaatnya oleh masyarakat indonesia.jika di teliti lebih dalam lagi,buah pepaya banyak sekali memberikan berbagai macam vitamin.salah satunya dapat  memberikan vitamin A yang bagus untuk kesehatan mata juga vitamin C untuk kekebalan tubuh.
 Untuk mendapatkannya juga tidak susah, di pasar di mall banyak memberikan jenis pepaya. Harga nya relatif murah dengan manfaat yang banyak untuk tubuh kita. Pepaya memiliki rasa yang unik, disamping untuk buah juga untuk pembuatan saos, kecap dll. Manfaat Buah Pepaya bagi kesehatan kita antara lain adalah sebagai berikut :
1. Mengandung Vitamin A, C dan Betakaroten
Jika anda ada masalah dengan mata, mengkonsumsi buah pepaya sangat perlu, karena sangat membantu disebabkan mengandung vitamin A. Juga bagus untuk kekebalan tubuh
2. Mencegah Penuaan Dini
Jika ingin memiliki kulit yang indah dan tidak cepat rusak, gunakan pepaya sebagai bahan kecantikan dan perawatan wajah anda. Karena kaya antioksidan dan sangat baik dalam menangkal radikal bebas
3. Menghilangkan Jerawat
Tambahkan dengan satu sendok madu dan di jus atau di oleskan di wajah anda secara teratur akan mengatasi masalah jerawat dan flek hitam yang membandel dilakukan secara rutin
4. Detoksifikasi didalam tubuh
Menangkal dan membersihkan racun dalam tubuh itu dengan cara mengkonsumsi dengan cukup
5. Sebagai Antioksidan
Antioksidan yang terdapat dalam pepaya terutama Vitamin C membantu melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari yang berlebihan. Jus pepaya sangat membantu untuk mengurangi bintik-bintik coklat karena paparan sinar matahari yang terlalu lama.

Sumber                                : http://kopihijau.info/manfaat-buah-pepaya/