Maraknya jajanan sekolah SD yang
kurang pengawasan menjadikan jajanan tersebut menjadi hal yang sangat berbahaya
dikalangan anak-anak.
Untuk sekilas mungkin jajanan
tersebut dapat terlihat menarik dan menggoda karena bauran warna yang tercampur
di dalam makanan tersebut sangat-sangatlah sengaja dibuat agar masyarakat
terutama anak-anak dapat mencicipi langsung dengan cara membeli.
Tetapi apabila kita amati dari
cara pembuatan ,proses pembungkusan ataupun penyajiannya sangat tidak
higeinis,oleh karena itu tidak sedikit anak-anak yang keracunan oleh jajanan
tersebut.
Metrotvnews.com,
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan dari
total 180 ribu Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) yang ada di Indonesia,
sekitar 24%-nya diperkirakan masih menjual pangan jajan anak sekolah (PJAS)
yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
Gerakan
Nasional PJAS menurut Roy sangat penting untuk menaikan status gizi anak
Indonesia, lantaran 50% lebih anak usia SD makan siang dengan jajan di sekolah.
Selain itu, diperkirakan dampak gerakan nasional tersebut bakal melindungi
sekitar 1,4 juta siswa dari PJAS tidak aman serta 2,8 juta orang tua siswa, 25
ribu pengelola kanti dan 85 ribu. (Cornelius Eko Susanto/OL-9)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar