Senin, 03 Desember 2012

BAB 1


1.1       Latar Belakang

Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya merasa bangga akan kekayaan alam yang dimiliki bangsa ini,banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang mempunyai kelebihan yang tidak di dapatkan di Negara-negara lain,contohnya kota Yogyakarta.
Dilihat dari segi pariwisata,kota Yogyakarta merupakat kota yang sangat menjujung tinggi budaya dan nilai-nilai moralnya,oleh karena itu kota ini sangat-sangatlah menarik perhatian para turis local maupun turis  mancanegara.
Bukan hanya itu,SDM di kota ini juga sangat berkualitas yang dapat mempengaruhi pendapatan daerah yang signifikan. Pemerintah kota dan seluruh elemen masyarakat bukan hanya penduduk asli Yogyakarta, pantas berusaha keras demi terwujudnya cita-cita tersebut.

1.2       Masalah dan tujuan

1. Bagaimanakah peran serta masyarakat dalam pengembangan pariwisata di Kota Yogyakarta?
2. Bagaimanakah model yang efektif bagi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Kota Yogyakarta?.

1.3       Kerangka pemikiran

Menurut penelitian yang telah saya amati dari ke tiga jurnal diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.         Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata

Dilihat dari karakter penduduk dan kondisi masyarakat, Prawirotaman dan tamansari memiliki perbedaan yang unik, Prawirotaman adalah kampung internasional dimana para turis mancanegara biasanya tertarik untuk menginap di hotel-hotel di kampung Prawirotaman.Disini, tersedia hotel-hotel kelas melati yang menyediakan fasilitas lengkap standar internasional; money changer, kafe, artshop.Hotel-hotel dan sarana penunjang wisata lainnya dimiliki oleh para pemodal dari luar Prawirotaman.

Selain itu, para pekerja yang ada di ‘kampung internasional’ tersebut pada umumnya bukan penduduk lokal .mereka adalah para profesional di bidangnya masing-masing yang direkrut secara professional pula.Hal ini mengakibatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata sangat rendah, bahkan msyarakat terkesan acuh tak acuh.Bila ditelusuri lebih dalam, terdapat kesenjangan kesejahteraan masyarakat yang sangat mencolok.Dikampung Prawirotaman bagian dalam, tempat tinggal masyarakat terkesan kumuh, saling berhimpitan, dan kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak pemuda menganggur , tidak mempunyai life skill yang memadai, apalagi dalam bidang pariwisata. Pemandangan ini sangat kontras dengan hotel-hotel dan fasilitas penunjang wisata lainnya yang ramai dikunjungi para wisatawan mancanegara.


2.         Responden dalam penelitian ini adalah warga masyarakat disekitar code yang tergabung dalam            paguyuban yang dikelola oleh studi centre yogyakarta yang berjumlah 33 orang.

Berdasarkan data yang terkumpul sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu tentang usia, tingkat pendidikan, pengalaman mendasar, minat untuk mengikuti pelatihan, frekuensi tatap muka yang diinginkan untuk mengikuti pelatihan, waktu yang diminati untuk mengikuti pelatihan, ketahanan mengikuti pelatihan dan kegiatan rutin sehari-hari yang dilakukan saat ini bagi warga masyarakat di sekitar code yang tergabung dalam paguyuban.

3.         Materi Ajar Bahasa Inggris di SMA Kota Yogyakarta

Ada enam dimensi temuan penelitian: (1) kurikulum yang berlaku, (2) tujuan pembelajaran, (3) model silabus, (4) jenis dan fungsi materi pembelajaran dalam kegiatan belajar dan mengajar, (5) peran guru dan siswa dalam KBM (Kegiatan Belajar dan Mengajar), dan (6) relevansi materi pembelajaran dan evaluasinya dengan kebutuhan daerah (Richards, 2001: 247) berikut adalah penjelasan masing-masing dimensi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar